Transcranial Magnetic Stimulation (TMS)

Terapi neuromodulasi non-invasif yang memanfaatkan impuls magnetik terfokus untuk merangsang sel-sel saraf di korteks. Varian utamanya adalah repetitive TMS (rTMS) dan deep TMS (dTMS), yang memungkinkan stimulasi area kortikal dan subkortikal sesuai target klinis. Terapi ini pertama kali disetujui FDA pada 2008 untuk depresi berat yang resisten terhadap obat dan kini banyak diadopsi secara internasional. Selain depresi, penelitian terkini juga mengeksplorasi penggunaan TMS pada berbagai gangguan neurodevelopmental anak.

Mekanisme Kerja

Pada prosedur TMS, kumparan elektromagnetik diletakkan di atas kulit kepala, menghasilkan medan magnet yang menembus jaringan tanpa sayatan. Impuls frekuensi tinggi memicu depolarisasi neuron sehingga meningkatkan eksitabilitas kortikal, sedangkan frekuensi rendah justru menghasilkan efek inhibitori di area tertentu. Melalui modulasi ini, TMS dapat mempengaruhi konektivitas dan neuroplastisitas, membantu menormalkan pola aktivitas otak yang terganggu pada berbagai kondisi psikiatri.

Cara Pemakaian

Protokol standar meliputi sesi harian 20–50 menit (rTMS), lima kali seminggu selama 4–6 minggu. Pasien duduk pada kursi khusus, kumparan diposisikan pada area target—misalnya dorsolateral prefrontal cortex untuk depresi—dan ratusan hingga ribuan pulsa magnetik diberikan per sesi. Terapi dilakukan oleh psikiater berlisensi atau teknisi terlatih tanpa memerlukan anestesi, dengan efek samping ringan seperti sakit kepala atau ketidaknyamanan kulit kepala.

Review Literatur Efektivitas

  • Gangguan Neurodevelopmental Anak
    • Pada ADHD anak-anak, rTMS signifikan memperbaiki skor inattention, hyperactivity, dan impulsivity tanpa efek samping serius dalam uji klinis prospektif terbaru
    • Pada autism spectrum disorder (ASD), rTMS frekuensi rendah dilaporkan meningkatkan fungsi sosial dan mengurangi perilaku stereotipik setelah beberapa sesi terapi
  • Individu dengan Depresi
    • Meta-analisis 2024 menemukan bahwa rTMS dan theta burst stimulation (TBS) sama efektifnya dalam mengurangi gejala depresi dan kecemasan, dengan respons klinis sekitar 40–50% dan efek samping minimal
    • Konsensus internasional menegaskan TMS sebagai terapi lini lanjut yang aman dan efektif untuk pasien MDD yang tidak merespons pengobatan standar.

Daftar Pustaka

  • Nagy, N. A. S., Amin, G. R., Khalil, S. A., Abdel Moneim Mahmoud, D., & Elkholy, H. (2022). The therapeutic role of repetitive transcranial magnetic stimulation in children with attention deficit/hyperactivity disorder in Egypt: A randomized sham controlled clinical trial. Middle East Current Psychiatry, 29, Article 55. https://doi.org/10.1186/s43045-022-00210-3 (SpringerOpen)
  • Yuan, L.-X., Wang, X.-K., Yang, C., Zhang, Q.-R., Ma, S.-Z., Zang, Y.-F., & Dong, W.-Q. (2024). A systematic review of transcranial magnetic stimulation treatment for autism spectrum disorder. Heliyon, 10(11), e32251. https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2024.e32251 (PubMed)
  • Tian, L., Ma, S., Li, Y., Zhao, M.-F., Xu, C., Wang, C., Zhang, X., & Gao, L. (2023). Repetitive transcranial magnetic stimulation can improve the fixation of eyes rather than the fixation preference in children with autism spectrum disorder. Frontiers in Neuroscience, 17, 1188648. https://doi.org/10.3389/fnins.2023.1188648 (Frontiers)
  • Tao, X., Jing, Z. W., Yuan, W. K., Yun, G. H., Fang, X. J., & Sheng, L. M. (2025). A meta-analysis comparing the effectiveness and safety of repetitive transcranial magnetic stimulation versus theta burst stimulation for treatment-resistant depression. Frontiers in Psychiatry, 15, 1504727. https://doi.org/10.3389/fpsyt.2024.1504727 (Frontiers)
  • Tsai, Y.-C., Li, C.-T., & Juan, C.-H. (2023). A review of critical brain oscillations in depression and the efficacy of transcranial magnetic stimulation treatment. Frontiers in Psychiatry, 14, 1073984. https://doi.org/10.3389/fpsyt.2023.1073984 (Frontiers)

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Join our news letter
× Hubungi kami