Bullying? Kok Bisa?

Akhir-akhir ini, kasus bullying atau perundungan kerap marak terjadi di sekitar kita. Tidak hanya anak-anak dan remaja, orang dewasa pun tak luput menjadi korban di tempat kerja, maupun komunitasnya. Kira-kira, kok bisa bullying terus terjadi? Yuk, kita bahas penyebabnya!

1)Kebutuhan untuk menguasai
Peneliti menjelaskan bahwa salah satu penyebab bullying adalah kebutuhan individu untuk menjadi dominan atau superior, yaitu ingin merasa berkuasa¹. Perasaan ini bisa saja muncul karena ketidakpuasan pelaku atas status sosialnya. Hal sebaliknya juga bisa terjadi. Pelaku yang mempunyai status sosial yang tinggi akan merasa lebih berkuasa, sehingga mereka berlaku semena-mena terhadap orang yang dianggap lebih rendah darinya dan hal ini akan membawa kepuasan bagi diri mereka

2)Lingkungan Keluarga yang Tidak Stabil
Anak-anak yang tumbuh dalam keluarga yang penuh dengan konflik, kekerasan, atau kurangnya perhatian emosional mungkin meniru perilaku agresif yang mereka saksikan di rumah². Mereka mungkin juga menggunakan bullying sebagai cara untuk mengatasi stres atau masalah pribadi

3)Kurangnya Empati
Pelaku kurang berempati, yaitu merasakan atau memahami perasaan orang lain³. Mereka sulit menyadari dampak negatif dari tindakannya. Keadaan bisa jadi semakin memburuk jika mereka tidak mendapat pendidikan sosial dan emosional

4)Pengaruh Teman Sebaya
Manusia tentu melakukan segala upaya demi diterima atau mendapatkan pengakuan dari kelompoknya. Seseorang yang bergaul dengan pelaku bullying akan termotivasi untuk melakukannya juga⁴.

5)Pengalaman Bullying Sebelumnya
Orang yang pernah menjadi korban bullying seringkali berisiko menjadi pelaku bullying di kemudian hari⁵. Mereka bisa saja terdorong untuk melampiaskan pengalaman buruknya pada orang lain.

6)Perbedaan Individu
Ras, agama, jenis kelamin, atau disabilitas sering menjadi sasaran bullying⁶. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman terhadap perbedaan ini bisa menyebabkan perilaku diskriminatif dan merendahkan.

Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami bullying, penting untuk mencari dukungan dan melaporkan peristiwa tersebut kepada pihak yang berwenang. Mengatasi bullying memerlukan usaha bersama dan setiap langkah menuju perubahan positif dapat membuat perbedaan besar.

Cara Mengatasi dan Mencegah Bullying

Usaha mengatasi dan mencegah bullying lebih ditekankan melibatkan suatu kelompok dibandingkan hanya individu⁴. Berikut adalah aksi mengatasi dan mencegah bullying yang bisa kita terapkan di sekeliling kita:

1)Pendidikan dan Kesadaran
Rancanglah program pendidikan yang mengajarkan empati, toleransi, dan keterampilan sosial menggunakan berbagai media menarik. Sebarluaskan informasi sebanyak-banyaknya tentang dampak bullying dan bagaimana melaporkannya

2)Menciptakan Lingkungan yang Mendukung
Upaya seperti membuat kebijakan anti-bullying yang ketat dan program dukungan emosional di sekolah, maupun di tempat kerja

3)Komunikasi Terbuka
Fasilitasi dialog yang sehat. Dengarkan pengalaman maupun kekhawatiran di lingkungan sekitar untuk membantu mendeteksi masalah sejak dini

4)Pelatihan Keterampilan Sosial dan Emosional
Memberikan pelatihan keterampilan sosial dan emosional dapat membantu mengembangkan kepekaan sosial dan emosional. Mereka juga dapat belajar cara mengenali dan mengatasi masalah yang ada di dalam diri, maupun orang lain

5)Pendekatan yang Konsisten dan Komprehensif
Semua pihak terkait, termasuk sekolah, orang tua, dan komunitas, harus turut ikut bekerja sama untuk mengenali, menangani, dan mencegah bullying secara menyeluruh.

Sumber:

Olthof, T., Goossens, F. A., Vermande, M. M., Aleva, E. A., & van der Meulen, M. (2011). Bullying as strategic behavior: relations with desired and acquired dominance in the peer group. Journal of school psychology, 49(3), 339–359. https://doi.org/10.1016/j.jsp.2011.03.003

Baldry, A. C. (2003). Bullying in schools and exposure to domestic violence. Child Abuse & Neglect, 27(7), 713-732. https://doi.org/10.1016/S0145-2134(03)00114-5

Jolliffe, D., & Farrington, D. P. (2006). Examining the relationship between low empathy and bullying. Aggressive Behavior, 32(6), 540-550. https://doi.org/10.1002/ab.20154

Salmivalli, C. (2010). Bullying and the peer group: A review. Aggression and Violent Behavior, 15(2), 112-120. https://doi.org/10.1016/j.avb.2009.08.007

Sanders, C. E. (2004). Bullying: Implications for the classroom. In Educational Psychology (pp. 1-16). https://doi.org/10.1016/B978-012617955-2/50004-7

Swearer, S., Hymel, S., & Rose, C. A. (2015). Bullying and Discrimination in Schools: Exploring Variations Across Student Subgroups. School Psychology Review, 44(4), 504–509. https://doi.org/10.17105/15-0133.1

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Join our news letter
× Hubungi kami