Apa Itu Family Therapy?
Family therapy atau terapi keluarga adalah bentuk terapi psikologis yang dirancang untuk membantu anggota keluarga meningkatkan komunikasi, menyelesaikan konflik, dan menciptakan hubungan yang lebih sehat. Pendekatan ini menganggap bahwa masalah individu sering kali dipengaruhi oleh dinamika keluarga, sehingga intervensi pada tingkat keluarga dapat menghasilkan perubahan yang lebih baik dan berkelanjutan.
Cara Mudah Mengenali Tanda-Tanda Permasalahan Keluarga
Permasalahan dalam keluarga bisa terjadi dalam berbagai bentuk. Beberapa tanda umum yang menunjukkan perlunya family therapy antara lain:
- Komunikasi yang Buruk: Anggota keluarga merasa tidak didengar atau sulit mengekspresikan perasaan.
- Konflik Berulang: Pertengkaran atau perselisihan yang sering terjadi dan sulit diselesaikan.
- Penarikan Diri: Salah satu anggota keluarga tampak menjauh atau menghindari interaksi dengan anggota lainnya.
- Perubahan dalam Anak: Anak menunjukkan perilaku bermasalah seperti prestasi akademik menurun, perilaku agresif, atau isolasi sosial.
- Trauma Keluarga: Keluarga menghadapi kejadian sulit seperti kehilangan anggota keluarga, perceraian, atau penyakit serius.
Jika tanda-tanda ini muncul, konsultasi dengan terapis keluarga dapat membantu mengidentifikasi akar masalah dan memberikan solusi.
Pendekatan Terapi untuk Keluarga
Ada berbagai pendekatan terapi yang dapat digunakan untuk memperbaiki dinamika keluarga:
- Terapi Sistemik Keluarga
Pendekatan ini memandang keluarga sebagai sebuah sistem yang saling memengaruhi. Terapis bekerja dengan semua anggota keluarga untuk membantu mereka memahami pola interaksi dan bagaimana peran mereka memengaruhi hubungan. - Terapi Okupasi untuk Keluarga
Terapi okupasi dapat membantu keluarga yang menghadapi tantangan dalam rutinitas sehari-hari, terutama jika ada anggota keluarga dengan kebutuhan khusus. Terapi ini membantu menciptakan strategi untuk meningkatkan keterampilan sosial, manajemen waktu, dan komunikasi keluarga. - Transcranial Magnetic Stimulation (TMS)
TMS dapat digunakan sebagai tambahan terapi untuk anggota keluarga yang mengalami gangguan emosi atau suasana hati (seperti depresi), yang sering memengaruhi dinamika keluarga secara keseluruhan. TMS membantu merangsang aktivitas otak untuk mengurangi gejala emosional. - Transcranial Direct Current Stimulation (tDCS)
tDCS adalah terapi non-invasif yang melibatkan stimulasi otak menggunakan arus listrik lemah. Terapi ini dapat mendukung anggota keluarga yang mengalami stres, kecemasan, atau gangguan perilaku, sehingga membantu menciptakan harmoni dalam keluarga. - Pelatihan Komunikasi dan Resolusi Konflik
Terapis membantu anggota keluarga belajar keterampilan komunikasi yang efektif, seperti mendengarkan secara aktif dan menyatakan kebutuhan dengan jelas. Teknik ini juga mencakup cara menangani konflik tanpa menimbulkan stres tambahan.
Kesimpulan
Family therapy adalah pendekatan yang dapat memperbaiki hubungan keluarga dan meningkatkan kualitas hidup setiap anggotanya. Jika Anda merasa keluarga Anda menghadapi tantangan, mencari bantuan profesional adalah langkah bijak untuk menciptakan hubungan yang lebih harmonis.
Referensi:
- Carr, A. (2021). Family therapy: Concepts, process, and practice (4th ed.). Wiley-Blackwell.
- Hargrave, T. D., & Zasowski, K. (2020). Restoration therapy for families: Healing relational injuries. Journal of Marital and Family Therapy, 46(4), 635–648. https://doi.org/10.1111/jmft.12418
- Lefaucheur, J. P., Aleman, A., Baeken, C., & Langguth, B. (2020). Evidence-based guidelines on the therapeutic use of repetitive transcranial magnetic stimulation (rTMS). Clinical Neurophysiology, 131(2), 474–528. https://doi.org/10.1016/j.clinph.2019.11.002
- Shapiro, J. R., & Swensen, L. P. (2019). Enhancing family therapy: Using technology and other innovative methods. Journal of Family Psychology, 33(5), 645–656. https://doi.org/10.1037/fam0000547
- van der Eijk, C., Niemeijer, A. R., & Reinders, J. S. (2022). The role of family therapy in addressing intergenerational trauma. Family Process, 61(3), 759–772. https://doi.org/10.1111/famp.12753